Jangan
pernah bilang kalau “lo aja kali, gue enggak...” karena peserta PIM udah
berikrar untuk bertanah air satu, Tanah Air Indonesia, memiliki yel-yel satu,
“PIM 2012..?” jawabnya,“Yes, We Are”.
PIM (Pendidikan Instruktur Muda) 2012 adalah salah satu wadah kegiatan
kepramukaan pemuda untuk mendidik dan melatih menjadi seorang
instruktur/pemimpin. Tujuan dari kegiatan ini adalah dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan keterampilan pramuka penegak dan pandega Lumajang. Dengan melatih
pramuka penegak pandega diharapkan dapat memiliki sifat tanggungjawab,
sebagaimana tugas utama seorang pemimpin. Selain itu peserta juga mendapat
pendidikan mengatur suatu kegiatan, mulai dari proses perencanaan, proses
pelaksanaan, dan proses evaluasi. “Seorang Leader harus bisa ngomong”
ya itulah yang sering dikatakan Kak Sofyan Hanafi selaku ketua DKC Lumajang.
Memang benar seorang pemimpin harus bisa bicara, maksudnya harus mampu
mengarahkan program dan tujuan ke depan bersama anggotanya, serta mampu
bertanggungjawab. Kegiatan yang berbasis kepemimpinan ini diselenggarakan pada
Senin hingga Kamis, tanggal 24-27 Desember 2012, bertempat di desa Sumber Urip,
Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Sasaran kegiatan ini adalah pramuka
penegak-Pandega se Kabupaten Lumajang, dengan ketentuan sehat jasmani dan
rohani, berusia 16-25 tahun, anggota aktif di gugus depan atau DKR, minimal
Pramuka Penegak Bantara.
Perkemahan yang nomaden ini, berhasil menyerap 50 peserta yang terdiri atas pramuka penegak berasal dari SMA, MA, SMK, dan pramuka pandega se-Kabupaten Lumajang. Selain itu Kegiatan PIM ini mampu menarik peserta yang berasal dari luar kota Lumajang, yakni 3 peserta yang merupakan utusan DKC kabupaten Pasuruan.
Perkemahan yang nomaden ini, berhasil menyerap 50 peserta yang terdiri atas pramuka penegak berasal dari SMA, MA, SMK, dan pramuka pandega se-Kabupaten Lumajang. Selain itu Kegiatan PIM ini mampu menarik peserta yang berasal dari luar kota Lumajang, yakni 3 peserta yang merupakan utusan DKC kabupaten Pasuruan.
Perkemahan ini bisa dikatakan nomaden, karena secara teknik lokasi perkemahan berpindah-pindah, dikonsep demikian untuk melatih peserta agar siap dan sigap pada situasi dan kondisi apapun. Pada hari pertama, Senin 24 Desember 2012, diawali kegiatan Upacara pembukaan yang diresmikan langsung oleh Ketua Kwarcab Lumajang Drs. H. Fatchurrochim, M. Si. bertempat di SDN Sumber Urip 02, Kecamatan Pronojiwo. Disini peserta mendapatkan materi, mulai dari materi Managemen Perkemahan yang disampaikan oleh Kak Sofyan Hanafi, Materi SURVIVAL oleh Kak Zainudin Ghozali (andalan daerah Jatim), materi Navigasi Darat oleh Kak Prio Utomo (andalan cabang Lumajang). Kegiatan pada Camp 1 ini berakhir hingga hari Selasa, 25 Desember, pukul 08.00, yang diakhiri dengan kegiatan Clean-Up, kemudian dilanjutkan Packing dan pemberangkatan yang dipimpin oleh Kak Rizal Zarkasyi selaku sangga kerja. Lokasi Camp 2 bertempat di Hutan Kaki Gunung Semeru, yang berada di sebelah selatan gunung Semeru. Perjalanan menuju camp 2 berjarak sekitar 3-4 km dengan memakan waktu sekitar 5 jam. Selama perjalanan, secara berkelompok peserta mendapat tugas membuat peta perjalanan, jadi sepanjang perjalanan peserta harus membidik arah rute, menghitung jarak perjalanan tersebut. Selain itu beban yang terlalu berat di punggung, packing yang kurang tepat, cuaca yang panas, juga menjadi penghambat perjalanan. Sehingga jangka waktu perjalanan tidak seperti yang diharapkan, meskipun begitu, peserta PIM masih tetap bersemangat melanjutkan perjalanan J.
Sekitar jam 12.30 peserta sampai di sebuah dataran ilalang
yang dihiasi pohon cemara. Secara berkelompok peserta mendapat tugas membuat
sebuah peta lokasi. Peserta harus membidik tanda-tanda yang sudah ditentukan,
kemudian menggambarnya menjadi sebuah peta lokasi. 2 jam telah berlalu cukup
untuk mengerjakan tugas dan melepas rasa lelah. And then perjalanan
dilanjutkan menuju Camp 2, dengan waktu sekitar 1 jam, dengan jarak sekitar 1,5
km. Akhirnya sampai juga di lokasi. Lokasi ini sangat menguji ketangkasan kan
ketrampilan peserta karena lokasi jauh dari air, jauh dari pemukiman penduduk,
jauh dari fasilitas kesehatan, dll. Selama di Camp 2 ini, peserta dilatih untuk
mampu mengatasi resiko yang terjadi, yang mana hal itu disampaikan dalam materi
Managemen Resiko yang disampaikan oleh Kak Fison Fahmi selaku DKC kabupaten
Lumajang, selain itu peserta juga diberi tantangan yang berupa game-game seru
yang dipimpin oleh kak Niko selaku sangga kerja. Kegiatan di Camp 3 ini
berakhir hingga Rabu, 26 Desember pukul 08.00, kemudian dilanjutkan tracking
menuju camp 3, yang berada di SMA Pronojiwo.
Perjalanan menuju Camp 3, peserta tidak lagi mendapat tugas membuat peta perjalanan, namun peserta harus berjalan menyusuri arah mengalirnya mata air. Perjalanan susur sungai itu berjarak sekitar 1 km. Kemudian perjalanan melewati tempat mengalirnya lava dari gunung semeru (Jawa:banjiran) sekitar 2 km. Sekitar pukul 10.00 Wib, sampailah di pemukiman warga, namun peserta harus tetap berjalan hingga sampai lokasi Camp 3. Perjalanan melewati bukit-bukit salak, dan turun menyusuri kebun-kebun yang terlihat hijau, dan jauh dari ramainya kota, dan pekatnya polusi udara. Tak jarang peserta berhenti umtuk menikmati keindahan panorama yang telah di hamparkan Sang Maha Pencipta sambil menikmati buah salak yang diberi oleh masyarakat setempat, tak heran jika salak merupakan salah satu hasil pertanian yang menjadi salah satu komoditas utama penduduk desa Pronojiwo, dan itu mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Alhamdulillah akhirnya perjalanan yang menelan waktu sekiar 5 jam, dengan jarak 7 km, akhirnya mengantarkan peserta ke lokasi Camp 3 pada pukul 13.00 Wib. Sekitar 1 jam peserta mendapat waktu untuk istirahat, sholat, makan. kemudian jam 14.00 peserta harus berkumpul lagi untuk mendapat tugas berikutnya. Tugas yang diberikan berupa tugas umum, maksudnya semua peserta melebur menjadi satu tim, untuk membuat sebuah perkemahan besar, mereka harus bagi tugas ada yang berperan sebagai sangga kerja, dan ada yang berperan sebagai peserta. Pada prinsipnya tugas ini merujuk pada materi yang sudah mereka terima, yakni materi managemen perkemahan, dan materi menejemen resiko. Semua peserta harus kerjasama dalam menyusun konsep perkemahan tersebut, mulai dari proses perencanaan, hingga proses pelaksanaan. Hari telah gelap, tibalah waktu Malam Aryawiraraja, malam yang ditunggu oleh peserta perkemahan. Pada malam ini masing-masing tim/kelompok harus menampilkan kreasinya, mulai dari menyanyi, puisi, drama, dll. Dan yang tak kalah seru juga disajikan game seru yang mampu membuat malam itu semakin berkesan, yah tentunya semua itu setelah prosesi api unggun. Selain itu ada juga segmen yang paling penting yaitu curah argumen. Pada segmen ini semua peserta harus bersuara, bukan sekedar mengeluarkan suara, melainkan berpendapat, baik berupa saran, kritik, uneg-uneg ataupun kesan, dan pesan. Pagi menjelang, disambut sang mentari dengan uluran senyum yang merekah di ujung timur, kalender menunjukkan Kamis, 27 Desember 2012. Kegitan rutin mulai menghiasi penduduk Pronojiwo, begitu juga peserta perkemahan. Semua peserta melaksanakan sholat, mulai dari sholat pada pukul 04.00, kemudian giat sehat hingga pukul 06.00, kemudian masak, dan dilanjutkan makan besar. Karena merupakan hari terakhir jadi peserta yang sudah terbagi dalam beberapa kelompok/tim harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai koki. Semua kelompok harus memasak semua bahan makanan yang masih tersisa, dan harus dimasak seenak mungkin. Kecuali beras. Karena kalau dimasak semua, misalnya tidak habis, nanti yang makan siapa? Jadi mubadzir kan? Nah jadi sisa beras yang tidak dimasak dijadikan satu kemudian disumbangkan kepada masyarakat kurang mampu yang berada sekitar lokasi perkemahan.
Rencana Tindak Lanjut (RTL), itulah program selanjutnya yang
harus ditempuh peserta PIM. RTL ini berisi program-program yang akan dilalui
setiap peserta dalam rangka pengamalan ilmu/materi yang telah diterima untuk
disalurkan kepada teman-teman saat kembali ke gugus depan/ranting
masing-masing. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30, upacara penutupan dimulai,
yang ditutup langsung oleh Kak Prio Utomo. Upacara penutupan ditandai dengan
pelepasan tanda peserta serta penyematan tiska, dan pemberian sertifikat
kegiatan.